Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta
MAKALAH
SISTEM
PERTAHANAN DAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA
Diajukan
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah KEWARGANEGARAAN
Disusun Oleh:
Debby Agustin (16150040)
Monita (16150041)
Eva evriana
mirna
PROGRAM
STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA 2016
A.
SISTEM
PERTAHANAN DAN KEAMANAN RAKYAT SEMESTA (SISHANKAMRATA)
Sistem
Pertahanan Rakyat Semesta adalah suatu system pertahanan keamanan dengan
komponen yang terdiri dari seluruh potensi, kemampuan, dan kekuatan nasional
yang bekerja secara total, integral serta berlanjut untuk mewujudkan kemempuan
dalam upaya pertahanan keamanan Negara.
Sistem
Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (sishankamrata) bersifat semesta dalam ruang
lingkup dan semesta dalam pelaksanaannya.(Zainal Ittihad Amin,(2007)).
Dari
pejelasan yang dipaparkan dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan Zailal Ittihad
Amin (2007), bahwa Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta, merupakan suatu
system pertahan yang memiliki potensi, kemampuan dan kekuatan nasional, yang
tidak alin hanya utnuk mencapai satu tujuan yaitu kemampuan pertahanan dan
keamanan Negara.
Yang menjadi komponen-komponen dalam
Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta menurut (Zainal Ittihad Amin, 2007
)yaitu :
1.
Komponen Kekuatan Dalam Sishankamrata
Hankamrata sebagai suatu system pada
hakikatnya ialah jalinan dari semua komponen Hankamrata dan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan dari sifat kesemestaannya.
Komponen diatas sudah jelas menyebutkan
bahwa kekuatan ditentukan oleh tingkat potensi serta kekuatan yang secara nyata
terdapat dalam wilayah. Apabila dilihat dari pendekatan system menyabutkan
bahwa system dalam Hankamrata “(systems approach), komponen dasarnya adalah
rakyat yang terlatih berfungsi untuk ketertiban umum, perlindungan, keamanan,
dan perlawanan rakyat yang diupayakan melalui mobilisasi.
Komponen utamanya adalah ABRI dan TNI
yang berfungsi sebagai subyek kekuatan pertahanan keamanan Negara dan kekuatan
sosial. Komponen khusus yaitu perlindungan masyarakat (Linmas) yang berfungsi
menanggulangi akibat bencana perang, alam, atau bencana lainnya. Dan yang
menjadi komponen pendukung yaitu : sumberdaya dan prasarana nasional yang
berfungsi menjamin kemampuan bangsa dan Negara dalam meniadakan ancaman setiap
ancaman dari luar negeri dan dalam negeri.
Jika dilihat dari kekuatan perlawanan
yang ada maka dalam Sishankamrata terdapat dua kekuatan perlawanan yaitu :
A.
Kekuatan Perlawanan bersenjata yaitu Bela Semesta. TNI yang terdiri dari :
a.
Bela Negara
·
ABRI (AD, AL, AU, dan POLRI) merupakan kekuatan pertahanan dan keamanan Negara.
·
Cadangan: AD, AU, AL
b. Bela
Potensial yaitu rakyat yang berfungsi untuk ketertiban umum, baik keamanan,
perlawanan, dan perlindungan rakyat.
Kekuatan perlawanan yang dilakukan oleh
anggota,atau oknum yang terdapat dalam bela Negara diatas mampu menjadi
kekuatan dalam mempertahankan dan mengamankan Negara.
B.
Kekuatan Perlawanan Tidak Besenjata yaitu rakyat di
luar Bela Semesta yang berfungsi untuk perlindungan masyarakat dalam
menanggulangi akibat bencana perang.
Berdasarkan UU RI No. 3 tahun 2002
tentang pertahanan Negara, komponen kekutan pertahanan dibagi menjadi 3
komponen yaitu :
·
“TNI yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan. Jadi
komponen kekuatan pertahanan dan keamanan yang diasarkan pada UU No. 20 tahun
1982 diintegrasikan ke dalam UU No. 3 tentang pertahanan Negara”.
Dengan demikian TNI menjadi komponen
utama, kepolisian, ratih,dan komponen khusus perlindungan masyarakat melalui
suatu system.
Telah banyak dipaparkan mengenai
kekuatan-kekuatan dalam mempertahankan keamanan Negara dan menyebutkan
anggota-anggota yang memiliki tugas untuk menjaga dan mengamankan Negara
ataupun wilayah, karena dengan adanya angota atau oknum tersebut masyarakat
dalat hidup aman dan jauh dari ancaman Negara musuh atau penjajah.
2.
Doktrin penyelenggaraan pertahanan dan keamanan rakyat semesta
Penyelengaraan system prtahanan dan
keamanan mengalami perkembangan dilihat dari perjuangan yang telah dilakukan
dalam masa perang yaitu:
A.
Perang gerilya rakyat semesta
Konsep ini memperoleh bentuknya setelah
adanya kenyataan pengalaman pertempuran dengan pihak tentara penjajah yang
sudah sebagian menduduki wilayah rakyat Indonesia. Pokok pemikiran yang
dituangkan oleh Zainal Ittahid Amin,kedalam konsep perang gerilia rakyat
semesta dengan pola pelaksanaan sebagai berikut :
Pola penggunaan kekuatan fisik dengan
sasaran :
a.
Menghambat selama mungkin serangan tentara penjajah sehingga diperoleh waktu
untuk menempati daerah grilya.
b. Dalam
daerah yang diduduki tentara penjajah mengadakan serangan untuk menghancurkan
pos yang terpencil letaknya.
ü Pola
pemanfaatan kekuatan potensial wilayah. Mamfaat ini bertujuan menguasai suatu
wilayah tempat pemerintah RI dapat berjalan lancar untuk dijadikan daerah
pangkal (basis) untuk pelaksanaan perlawanan-perlawanan rakyat semesta.
ü Pola
perebutan kembali daerah yang diduduki lawan,pola perebutan tersbut maka perebutan-perebutan
daerah tersebut didahului oleh serangan pisik sehingga lambat laun daerah yang
dikuasai semakin meluas.
ü Dalam
perang grilya yang dilakukan oleh oknum bela Negara, upaya yang dilakukan yaitu
mempertahankan pertempuran dengan pihak tentara penjajah agar tentara penjajah
yang sudah memiliki tempat sebagian kecil di Indonesia, dapat dimiliki kembali
oleh rakyat bangsa Indonesia.
B.
Perang wilayah
sejak tahun 1950 setuasi dan kondisi
yang mempengaruhi system pertahanan keamanan rakyat semesta. Perlengkapan
angkatan perang mulai di perbaiki mutunya, pendidikan Kemiliteran mulai di
adakan dan organisasi pertahanan keamanan disempurnakan.
C.
Perang rakyat semesta
didalam konsep perang wilayah ternyata masih
terdapat beberapa masalah yang belum dimuat dalam pelaksanaannya antara lain
bagai mana menghadapi subversi dan pemberontakan dalam negeri.
Penjelasan poin b dan c meberi gambaran
bahwa segala yang menjadi penunjang dalam perang harus segera di perbaiki dan
di lengkapi demi mencapai apa yang menjadi tujuan dalam peperangan agar dapat
terhindar dari serangan musuh.
Pokok-pokok doktrin perang rakyat
semesta meliputi:
a) perang
rakyat semesta(perata)merupakan bagian mutlak dan tidak terpisahkan pertahanan
keamanan nasional(hamkamnas).
b) Perata
adalah yang bersifat semesta,yang menggunakan seluruh kekuatan nasional secara
total dan integral,dengan menggunakan militasi rakyat sebagai unsur kekuatannya
untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan Negara Reublik Indonesia dan
mengamankan jalannya pembangunan Nasional.
c) Perang
rakyat semesta mempunyai pola operasi:
ü pola
operasi keamanan dalam negeri(opersi kamdagri),yang bertujuan untuk memelihara
dan mengembalikan kekuasaan pemerintah /Negara RI dan mengunakan jenis-jenis
operasi intelijen tempur dan territorial.
ü Pola operasi pertahanan yang bertujuan untuk
menggagalkan serangan dan ancaman dari kekuatan perang musuh.
d.
Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta, memiliki kelemahan yang perlu di
perbaiki antara lain:
ü Bagaimana
usah-usaha kita untuk mencegah terjadinya pemberontakan
ü Bagaimana usaha-usaha kita untuk mencegah
adanya serangan mendadak dari luar.
ü Bagaimana
usaha-usaha kita untuk mengamankan pendekatan ke wilayah Indonesia dengan
mengadakan kerja sama pertahanan keamanan di wilayah asia tenggara.
Pada tanggal 17 sampai dengan 28
november 1967 telah dapat dirumuskan pengaruh (doktrin) Hubungan Kemasyarakatan
Nasional (Hankamnas) yang selanjutnya kita kenal dengan System Pertahan
Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), Doktrin itu berisikan beberapa hal:
1)
Sasaran Operasi Hankamnas
a.
mencegah dan menghancurkan serangan terbuka terhadap kedaulatan nasional Negara
RI.
b.
Menjamin pengusaan dan pembinaan wilayah nasional RI.
c.
Ikut serta dalam pemeliharaan kemampuan Hankam di Asia Tenggara oleh Negara
Asia Tenggara, bebas dari campur tangan asing.
B.
POLA-POLA OPERASI SISTEM PERTAHANAN KEAMAN RAKYAT SEMESTA (SISHANKAMRATA)
1. Pola
Operasi Pertahanan, bertujuan untuk menggaglkan serangan dan acaman dari
kekuatan perang musuh,dengan jenis-jenis perlawanan rakyat dan pertahanan sipil
merupakan unsur yang penting dalam kekuatan perang dengan angkatan bersenjata
sebagai intinya.
Tahap-tahap operasi pertahanan:
a.
tahap operasi defensif strategis digunakan apabila
perbandingan kekuatan perang antar musuh
dengan kita.sehinga tidak memungkinkan bagi kita melakukan operasai ofensif
strategis yang diselengarakan berlandaskan:
1.
keharusan untuk menjamin kemerdekaan dan kedaulatan Negara RI.
2. Tujuan
untuk menjamin terselenggaranya garis- garis komunikasi antar pulau.
b. Tahap
operai ofensif strategi beertujuan untuk menghancurkan kekuatan perang
musuh atau memaksanya menyerah baik dalam bentuk ofensif awal atau
ofensif balas.Operasi efensif strategis digunaksuhan apabila perbandingan
antara kekuatan perang musuh dangan kita adalah sedemikian rupa,sehingga
meenguntungkan kita.
2. Pola
opeerasi keamanan dalam negeri.
Pola opersi keamanan dalam negeri,ialah
kerangka tetap dalam mengunakan segala unsure kekuatan yang berfungsi sebagai
alat untuk memelihara atau mengembalikan kekuasaan pemerintah Negara RI
terhadap subversi dan pemberontakan dalam negeri.
a.
Tujuan:memelihara atau mengembalikan kekuatan pemerintah RI .
b.
Sifat:melakukan perbaikan serasi atau merata terhadap daerah yang teerganggu
keamanan atau kestabilannya.
3. Pola
operasi intelijen strategis.
Operasi intelijen strategis adalah semua
oprasi untuk menjalankan kegiatan intelijen,dan perang urat syaraf di
tingkat strategis.tujuan intelijensi yaitu:
a.
Memperoleh informasi yang di perlukan untuk pelaksanaan strategi nasional pada
umumnya dan operasi hankamnas pada khususnya.
b.
Menghancurkan sumber yang mengancam keamanan dalam kawasan wilayah musuh.
c.
Mengadakan perang urat saraf dan kegiatan tertutup lainnya untuk mewujudkan
kondisi strategis yang menguntungkan.
Sifat operasi intelejensi strategis
yaitu menyesuaikan dengan keadaan politik nasional, dilakukan diluar wilayah
nasional, dan pada dasarnya bersifat tertutup yang disesuaikan dengan ruang dan
waktu.
4. Pola
Operasi Kerja Sama Pertahanan Keamanan Asia Tenggara
Pola operasi kerja sama Pertahanan
Keamanan Asia Tenggara merupakan salah satu pola utama sishankamrata. Agar
dalam melaksanakan pembangunan dapat berhasil dengan baik, diperlukan adanya
stabilitas dan perdamaian, yang berarti bahwa kekacoan dan gangguan keamanan
harus dicegah.
Kerja sama hankam adalah usaha bersama
dalam menghadapi kemungkinan gangguan seperti (keamanan, stabilitas nasional,
dan perdamaian). Kerjasama hankam justru melihat kedalam untuk mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan yang terjadi dikawasan tersebut. Kerjasama ini ingin
menciptakan suatu kawasan yang damai dan bebas dari pengaruh Negara-negara
lain.Bentuk-bentuk kerja sama ini dapat berupa tindakan-tindakan bersama
mengenai bagaimana mewujudkan daerah damai.
Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia,
Khususnya di bidang Pertahanan Keaman Penentuan system Pertahanan-Keamanan
suatu Negara dilakukan berdasarkan 3 kmungkinan/cara:
a.
Peniruan dari system pertahanan kamanan bangsa lain. Cara ini biasana dilakukan
oleh Negara-negara yang menerima kemeedekaannya dari Negara-negara ang telah
menjajahnya dan al ini mungkin kurang sesuai dengan situasi dan kndisi
negra-negara yang bersangkutan.
b.
Pemlihan secara kebetulan dengan kemungkinan-kemungkinan kurang sesuai dengan
keadaan sebenrnya dari Negara dan bangsa yang memilihnya. Usaha suatu bangsa di
bidang pertahanan keamanan brdasarkanfalsah, identitas,kondisi lingkungan, dan
kemungkinan-kemungkinan kondisi yang mengancam keselamatanbdan kelngungan hidup
angsa tersebut. Penentuan system ini yang dapat dikatakan yang paling
tepat,karena disesuaikan dengan kondisi dan situasi bangsa yang bersangkutan.
C.
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA KHUSUSNYA BIDANG PERTAHANAN KEAMANAN RAKYAT
SEMESTA (HANKAMRATA) SEJAK TAHUN 1945
Sejarah pertahanan keamananbangsa Indonesia
sejak tahun 1945 memberikan banyak pengalaman dan data untuk menyusunsistem
pertahanan eamanan yang mampu menanggulangisetiap ancaman, tantangan, hambatan,
serta gangguan terhadap kelangsungan hidup bangsa dan Negara berdasarkan
falsafah Pancasila dan UUD 1945.pengalaman-pengalaman tersebut dapat
dikelopokkan ke dalam 2 jenis pengalaman, yaitu:
1.
Pengalaman menanggulangi ancaman dari luar atau yang lazim disebut invasi,ialah
ancaman dari pihak Belanda yang ingin menjajah Indonesia kkembali Pengalaman
itu yang diperoleh dari dua kurun waktu:
a.
kurun waktu 1945-1947
pada bulan September –oktober 1945
berdasarkan civil affair Agreement,Tentara Penduduk Sekutu (Inggris)mendaratkan
pasukan-pasukanya di Kota-kota besar seluruh Indonesia(Banjarmasin ,Ujung
pandang ,Jakarta,Semarang,Surabaya, Medan).
Tugas penduduk tentara sekutu tersebut
ialah:
a)
melucuti bala tentara Jepang yang telah kala perang dan telah menyerah;
b)
mengurus pengembalian tawanan perang sekutu yang ditawan oleh tentara Jepang
(RAPWI-repatriation Allied Prisoners of War and Internees).
c)
Mengamankan pelaksanaan kedua tugas tersebut diatas.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pihak
Belanda untuk menyeludupkan unsur-unsur alat penjajah Belanda (NICA:Netherland
Indies Civil Affairs) dan akirnya mendapatkan perlawanan patriotis dari bangsa
Indonesia.
Untuk menghadapi serangan –serangan dari
pihak Belanda ,semula perlawanan bersenjata Indonesia mempergunakan
bentuk-bentuk serangan maupun pertahanan lini.pada waktu itu kita
mengenal dengan istilah pertahanan lini kesatu,lini kedua,dan daerah belakang.
Karma perlawanan yang begitu sengit dari
bangsa Indonesia,maka tentara Belanda mengusulkan untuk mengadakan perundingan
dan gencatan senjata yang selanjutnya menghasilkan Persetujuan Linggarjati(Kota
kecil di dekat Cirebon)pada tanggal 15 nopember 1946.Persetujuan ini di
tandatangani oleh Sultan Syahril (RI)dan Scherinerhorn (Belanda).Kesempatan ini
di pergunakan ole pihak Belanda untuk mengadakan konsilidasi.
Pada tanggal 21 juli1947 tentara Belanda
mengadakan serangan terhadap Jawa Barat dan menduduki Kota-kota besar di
aiandonesia (Semarang, Surabaya, Medan,Palembang).Sersngan tersebut selanjutnya
di tetapkan sebagai Perang Kemerdekaan ,meskipun bagin pihak Belanda hal ini hanya
merupakan aksi polisional(karna bangsa Indionesia di anggap belum merdeka dan
yang melawannya ialah para pemberontak).
Di dalam perlawanan terhadap serangan
Belanda ini kita terapkan perang gerilya dibawa pembinaan pemerintah darurat
militer .Dengan dilaksanakannya perang gerilya rakyat semesta ini,maka
pasukan-pasukan Indonesia segar kembali.
Dengan Perlawanan-perlawanan yang tidak
kenal menyerah dari pihak Indonesia,maka akhirnya serangan pihak Belanda
mengalami kegagalan dan sekali lagi mengusulkan untuk mengadakan gencatan
senjata dan perundingan.Perundingan ini kita kenal dengan hasil persetujuan
Renville(nama kapal perang USA yang berlabuh di Teluk Jakarta ).Persetujuan itu
di tandai pada tanggal 17 Januari 19489(pihak RI oleh Amir Syarifudin,pihak
Belanda oleh Abdul Kadir).Persetujuan Renville ini merupakan kekalahan bagi
RI,baik di tinjau dari segi Militer, ekonomi, maupun psikologi.
Kurun waktu 1948-1949, dengan adanya
persetujuan Renvile,maka sekali lagi pihak Belanda mendapat kesempatan untuk
berkonsilidasi dan menyusun kembli kekuatannya.berdasarkan pada pengalaman pada
serangan Belanda lyang lalu, maka Indonesia pun mengadakan persiapan-persiapan
menghadapi segala kemungkinan,antara lain di suaun kesatuan-kesatuan Mobil dan
kesatuan-kesatuan territorial.
Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda
mengadakan serangan terehadap ibu kota RI yang selanjutnya kita kenal dengan
perang kemerdekaan II.
Belanda berhasil menduduki Yogyakarta
dan menawan presiden ,wakil presiden dan beberapa mentri.Bertepatan dengan
penyerangan Belanda tersebut,Presiden RI telah memerintahkan kepada
Mr.Syarifudin Prawira Negara untuk menyusun pemerintah Darurat RI berkedudukan
di Bukitinggi(Sumatra Barat) dan menunjuk duta besar RI di New Nelhi(India)
untuk membentuk pemerintah RI diluar negeri.sedangkan Panglima Besar Jendral
Sudirman secara konsekuen meninggalkan Yogyakarta untuk bersama-sama dengan
tentara RI mengadakan perlawanan dari luar kota terhadap kesatuan-kesatuan
Belanda.
Dengan adanya Perang Kemerdekaan II ini
,pimpinan tentara Belanda,Jendral Spoor,beranggapan bahwa di dalam waktu 2-3
bulan Republik Indonesia akan lenyap.
Puncak serangan-serangan kita terhadap
tentara Belanda yang terkenal dengan sebutan SU/Serangan umum tunggal 1 Maret
1949 atau juga kita kenal dengan Peristiwa Enam Jam di Yogya yang telah di buat
film dengan judul “ Janur Kuning”.Pimpinan Serangan Umum adalah Letnan Kolonel
Suharto,Komandan WehrkreiseYogyakarta.Dalam hal ini peranan Sultan
Hamengku Buwono IX cukup besar dalam pelaksanaan maupun persiapan.Sasaran-sasaran
yang telah di capai di dalam SU ialah:
a)
politik,memberi dukungan yang kuat kepada diplomasi RI di Dewan Keamanan
PBB/dunia internasional
b)
Militer,menimbulkan kerugian/mematahkan moral pasukan Belanda.
c) Psikologi,rakyat
daerah-daerah lain yang berjuang merasa bahwa ibu kota RI masih tetap di
peretahankan semangat yang lebih tinggi kepada semua pasukan.pemberontakan atau
subversi.
Jenis ancaman ini diawali dengan
pemberontakan PKI/Muso atau peristiwa Madiun Tanggal 18 September 1948 pada
waktu Indonesia sedang menghadapi Belanda.Kemudian menyusul peristiwa Darul
Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII) pada tahun 1949 di bawa pimpinan
Kartosuwiryo di Jawa Barat,Kahar Muzakar (1958)di Sulawesi Selatan dan Daud
Beureu di Aceh (1952),peristiwa Andi Aziz di Ujung Pandang, Republik Maluku
Selatan(RMS)di Ambon/Ceram.Selanjutnya Pemerintah Repolisioner RI/Perjuangan
Semesta (PRRI di Sumatra dan permesta di Sulawesi tahun 2957),dan Pemberontakan
G30S/PKI(1965).
Peristiwa-peristiwa tersebut di atas
dapat di kelompokkan menjadi dua kelompok:
a)
Kelompok yang hanya mengandalkan perlawanannya kepada
kemampuan/persenjataan.Kelompok ini di hadapi dengan mengunakan peralatan
teknologi disertai pemantapan/kosolidasi aparatur pemerintahan dan rehabilitasi
daerah-daeerah yang mengalami kerusakan akibat pemberontakan.Dengan demikian
dapat di batasi atau dihilangkan kerawanan-kerawanan yang mungkin menimbulkan
peluang-peluang bagi tumbunya kembali pemberontakan.
b) Kelompok
yang selain mempergunakan peralatan teknologi,juga mempergunakan cara-cara
penguasaan Wilaya .pengaruh musuh di wilayah tersebut demikian
besarnya,sehingga rakyat yang berada diwilayah itu bersimpati kepadanya dan
bersedia membantunya di bawa terror.
Operasi-operasi menghadapi kedua
kelompok tersebut di atas dilaksanakan dengan menggunakan peralatan
teknologi,di samping operasi penguasan wilayah,untuk mempersempi wilayah
pengaruh lawan dan ruangan geraknya serta akirnya dapat dihancurkan sama sekali.
2.
Pelajaran-pelajaran yang dapat di tarik dari pengalaman-pengalaman perjuangan
bersenjata
a.
keteguhan hati rakyat untuk mempertaruhkan Negara dan bahasa srta melawan musuh
di mana-mana. Pada perag kemardekaan kita pernah mengalami keadan yang sangat
parah, namun kita tidak pernah patah semangat berjuag.
b.
kemampuan angkatan bersenjata untuk melaksanakan perang konvensional ( sesuai
dengan konvensi jenewa ) dan tidak konvensional serta kemapuan mengutamakan
keadaan wilayah dan medan sebaik-baiknya.
c.
persatuan dan kerja sama yang seerat-eratnya antara rakyat dan angkatan
bersenjata yang sekarang kita kenal dengan manunggalnya ABRI dan rakyat.
Potensi rakyat selalu merupkan kekuatan yang nyata dalam pelaksanaan fungsi-fungsi
Hankamrata.
d.
kepemimpinan yang ulet dan tahan semua diuji di semua tingkatan, yang tau
mmberi insfirasi serta motivasi dan pimpinan kepada rakyat serta sekaligus
mahir mengelolah sumber-sumber kekuatan.
Faktor Linkungan yang Mempunyai Sistem
Pertahan-Keamanan
·
Faktor Geografis Indonesia
Dipandang dari segi letaknya Indonesia
berada dalam posisi silang yang sangat unik,ialah diantara dua samudra dan dua
benua,serta di antara dua tata susunan dalam aspek-aspek kehidupan bangsa yang
berlainan,bahkan yang sering bertentangan.
Posisi tersebut menempatkan Inonesia
pada posisi yang rawan,karna memberikan tiga kemungkinan sebagai berikut:
a)
Memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk tetap dalam posisi tidak memihak
kepada salah satu kekuatan.
b) Menarik
Indonesia kedalam salah satu pihak
c) Salah
satu kekuatan dunia tersebut menduduki Indonesia secara terbatas terhadap
beberapa wilayah /kota yang di anggap sangat srategis untuk dapat menguasai
jalur-jalur batas laut maupun darat.Hal ini sangat di perlukan
untuk jalur komunikasi dan logistic
·
Faktor sumber kekayaan alam
Bangsa Indonesia telah di karunia oleh
Tuhan Yang Maha Esa sumber kekayaan alam yang cukup,baik yang masi merupakan
suatu potensi yang terpendam,maupun yang sudah di manfaatkan(potensial
dan efektif)Di antara jenis-jenis sumber kekayaan alam yang terdapat
diIndonesia.banak Negara yang bersangkutan.
Keadaan ini memberikan kepada Indonesia
dua kemkungkinan,iakah:
a)
Memberikan kekuatan pada perundingan-perundingan Internasional,tegasnya
merupakanposisi penawaran(bargaining position)dalam memperjuangkan
kepentingan-kepentingan nasional.
b)
Mengandung ancaman atau campur tangan Negara-negara asing yang membutuhkan
ssumber kekayaan alam tersebut.hal ini akan mereka laksanakan,apabila
bangsa Indonesia tidak memiliki ketahanan nasional yang mantap/cukup ampuh
untuk menghadapi ancaman tersebut.
·
Faktor demografi
Dilihat dari jumlah
penduduknya,Indonesia menempati tempat kelima di dunia.penyediaan tenaga
manusia jelas cukup besar,akan tetapi karena penyebarannya kurang merata,maka
terdapat di satu pihak daerah-daerah yang amat langka akan tenaga
manusia(pulau-pulau di luar pulau Jawa)dan di pihak lain terdapat
daeerah-daerah yang kelebihan tenaga manusia(pulau Jawa,Madura,dan Bali).
Disamping penyebarannya,perlu di
perhatikan pula komposisinya,yaitu:
a) antara
kelompok “angkatan kerja”dan “bukan angkatan kerja”harus ada keserasian dan
kesimbangan;
b) antra
tingkat kemampuan daerah-daerah;
c) antara
tingkat pendidikan masyarakat yang mampu menunjang pembangunan daarah-daerah.
3.
Beberapa Istilah di Dalam Sishankamrata
1) sistem
pertahanan-keamanan rakyat semesta,disingkat Sishankamrata ,adalah suatau
sistem pertahanan keamanan dengan komponen-komponen yang terdiri dari seluruh
potensi,kemampuan,dan kekuatan nasional yang bekerja secara total,integral
serta berlanjut dalam rangka mencapai ketahanan nasional.Sishankamrata bersifat
semesta dalam konsep,semesta dalam ruang lingkup,dan semesta dalam pelaksanaan
dengan mempergunakan dua cara pendekatan,ialah pendekatan system senjata
teknologi (sistek)dan system senjata sosial secara serasi.
2) Pola
Operasi pertahanan,ialah kerangka yang tetap dalam menggunakan segala
unsur,kekuatan,yang berfungsi sebagai alat untuk menjamin
kemerdekaan,kedaulatan Negara dan keutuhan bangsa Indonesia terhadap serangan
dan ancaman nyata dari kekuatan perang negera lain.
3) Pola
operasi keamanan dalam negeri ,ialah kerangka tetap dalam menggunakan segala
unsur kekuatan yang berfungsi sebagai alat untuk memelihara atau
mengembalikan kekusaan peemerintah Negara RI terhadap subversi dan
pemberontakan dalam negeri.
4) Pola
Operasi Ientelijen Strategik (intelstrat), adalah smua operasi untuk menjalankan
kegiatan intelijen dan perang urat saraf ditingkat strategic.
5) Pola
Operasi Kerja Sama Pertahanan-Keamanan Asia Tenggara, merupakan salah satu pola
utama system hankamrata, dalam suasana pembangunan, karena untuk melaksanankan
pembangunan dengan baik sangat diperlukan adanya stabilitas dan perdamaian,
yang berarti bahwa kekacoan dan gangguan harus diceagah.
6) Operasi
Tempur, adalah segala kegiatan, tindakan dan usaha secara berencana.
Kesimpulan
Sestem pertahanan dan Keamanan Rakyat
Semesta (Sishankamrata) adalah suatu system pertahanan dan keamanan yang
komponenya terdiri dari seluruh potensi, kemampuan dan kekuatan nasional untuk
mewujudkan kemampuan dalam upaya pertahanan dan keamanan Negara dalam pencapaian
tujuan.
Sishankamrata bersifat semesta dalam
konsep, semesta dalam ruang lingkup dan semesta dalam pelaksanaannya. Komponen
kekuatannya terdiri dari :
a.
Komponen dasar yaitu rakyat terlatih
b.
Komponen utama yaitu ABRI dan cadangan TNI
c.
Komponen Perlindungan Masyarakat (Linmas)
d.
Komponen pendukung yaitu sumber daya dan perasaan nasional.
Pengalaman penyelenggaraan hankam
menghasilkan berbagai doktrin terhadap pertahanan dan keamanan yaitu doktrin
prang griliya rakyat semesta, doktrin perang wilayah, doktrin perang rakyat
semesta dan doktrin pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
Sasaran operasi hankamnas yaitu mencegah
dan menghancurkan serangan terbuka, menjamin penguasaan dan pembinaan wilayah
nasional RI dan ikut serta memilahara kemampuan hankam Asia Tenggara bebas dari
campurtangan asing.
Pola operasi hankamrata yaitu operasi
pertahanan, operasi keamanan dalam negeri, operasi intelijen strategis an pola
operasi kerja sama pertahanan dan keamanan Asia Tenggara. Pola operasi
pertahanan bertujuan bertujuan untuk menggagalkan serangan dan ancaman nyata
dari kekuatan perang musuh. Pola operasi keamanan dalam negeri bertujuan untuk
memelihara atau mengembalikan kekuatan pemerintah/Negara RI paa salah satu atau
beberapa daerah (bagian wilayah) Negara yang terganggu keamanannya.
Pola operasi intelijen strategis
bertujuan untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan
strategis nasional dan oprerasi-operasi Hankam, menghancurkan sumber-sumber
infiltrasi, subversi dan spionase yang terdapat di wilayah musuh dan mengadakan
perang urat saraf dan kegiatan-kegiatan tertutup lainnya untuk mewujudkan
kondisi strategis yang menguntungkan.
Pola operasi kerja sama yaitu usaha
bersama kemungkinan gangguan keamanan stabilitas nasional dan perdamaian
khususnya di Asia Tenggara.
Lagunya apa nih?
BalasHapus