Kebutuhan Psikologi
Pengertian Kebutuhan Psikososial
Psikososial adalah
setiap perubahan dalam kehidupan individu, baik yang bersifat psikologik maupun
sosial yang mempunyai pengaruh timbal balik. masalah kejiwaan dan
kemasyarakatan yang mempunyai pengaruh timbal balik, sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial dan atau gejolak sosial dalam masyarakat yang dapat
menimbulkan gangguan jiwa.
1. STATUS EMOSI
Setiap individu
mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan,
otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966)
Merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi,
control dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapat
berupa perasaan atau perilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas,
kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti.
Kebutuhan interpersonal akan inklusi, control
dan afeksi kadang saling tumpang tindih dan berkesinambungan.
Kebutuhan akan
inklusi :
Merupakan kebutuhan
untuk menetapkan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang. Dalam
lingkungan perawatan kesehatan, kebutuhan inklusi dapat dipenuhi dengan memberi
informasi dan menjawab semua pertanyaan, menjelaskan tanggung jawab perawat dalm
memberi perawatan dan mengenali kebutuhan serta kesukaan pasien.
Kebutuhan akan
kontrol :
Berhubungan dengan
kebutuhan untuk menentukan dan memelihara hubungan yang memuaskan dengan orang
lain dengan memperhatikan kekuasaan, pembuatan keputusan dan otoritas.
Contoh: Saat orang
melepaskan tanggung jawab pribadinya dan menjadi pasien yang sangat terikat dan
tidak berdaya yang selalu meminta petunjuk dari semua orang mengenai apa yang
harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Dibalik prilaku itu tersembunyi
ansietas, bermusuhan dan kurang percaya terhadap orang lain atau
diri sendiri. Intervensi kebidanan yang membantu pasien menerima tanggung jawab
untuk membuat keputusan mengenai perawatan pasien yang menunjang pemulihan
control.
Kebutuhan Afeksi :
Seseorang membangun hubungan saling memberi
dan saling menerima berdasarkan saling menyukai. Afeksi diungkapkan
dengan kata-kata cinta, suka, akrab secara emosional, pribadi, sahabat, dan
intimasi.
Rentang Respon Emosional
a.
Kepekaan emosional
adalah respons emosional termasuk dipengaruhi
oleh dan berperan aktif dalam dunia internal dan eksternal sesorang. Tersirat
bahwa orang tersebut terbuka dan sadar akan perasaannya sendiri.
b.
Reaksi berduka takter komplikasi
terjadi sebagai respons terhadap kehilangan
dan tersirat bahwa seseorang sedang menghadapi suatu kehilangan yang nyata
serta terbenam dalam proses berdukanya.
c.
Supresi emosi
Mungkin tampak sebagai penyangkalan (denial)
terhadap perasaan sendiri, pelepasan dari keterikatan dengan emosi atau penalaran
terhadap semua aspek dari dunia afektif seseorang.
d.
Penundaan reaksi berkabung
Ketidakadaan yang persisten respons emosional
terhadap kehilangan . ini dapat terjadi pada awal proses berkabung dan menjadi
nyata pada kemunduran proses, mulai terjadi atau keduanya. Penundaan dan
penolakan proses berduka kadang terjadi bertahun-tahun.
e.
Depresi atau melankolia
Suatu kesedihan atau perasaan berduka
berkepanjangan. Dapat digunakan untuk menunjukkan berbagai fenomena, tanda,
gejala, sindrom, keadaan emosional, reaksi, penyakit atau klinik.
f.
Mania
Ditandai dengan elevasi alam perasaan
berkepanjangan dan mudah tersinggung.
2. KONSEP DIRI
Konsep Diri adalah
Semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya
dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Berkembang
secara bertahap, saat bayi mulai mengenal dan membedakan diri dengan
orang lain. Pembentukan Konsep Diri dipengaruhi asuhan orang tua dan
lingkungan. Tercapai aktualisasi diri ( Hirarkhi maslow) → Perlu Konsep
Diri yang sehat.
Komponen Konsep Diri:
1. Body Image (
Citra tubuh)
Sikap terhadap tubuh secara sadar dan
tidak sadar, mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi
penampilan tubuh dulu dan sekarang.
2. Ideal diri
Persepsi individu, bagaimana harus
berprilaku sesuai standar prilaku akan mewujudkan cita-cita dan harapan
pribadi.
3. Harga diri
(HD)
Penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan
analisis, sejauh mana prilaku memenuhi ideal diri. Sukses → HD tinggi, sedangkan
gagal → HD rendah. HD diperolah dari diri sendiri dan orang lain.
4. Peran diri
(PD)
Pola sikap, prilaku nilai yang
diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
5. Identitas
Diri
Kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber
dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek dari
Konsep Diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri :
1) Tingkat perkembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti perkembangan
mental, perlakuan, dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.
2) Budaya
Pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi
dari orang tuanya, kelompoknya, dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja
seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
3) Sumber eksternal
dan internal
Kekuatan dan perkembangan pada individu
sangat berpengaruh terhadap konsep diri. Pada sumber internal misalnya, orang
yang humoris individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya adanya
dukungan dari masyarakat dan ekonomi yang kuat.
4) Pengamatan sukses
dan
gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan
meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.
5) Sensor
Stresor dalam kehidupan misalnya perkawinan,
pekerjaan baru, ujian dan kekuatan. Jika individu tidak kuat maka
akan menimbulkan depresi, menarik diri, dan kecemasan.
6) Usia, keadaaan sakit,
dan trauma
Usia tua, keadaan sakit akan mempengaruhi
persepsi dirinya.
Karakteristik Konsep Diri Rendah
- Menghindari
sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu
- Tidak
mau berkaca
- Menghindari
diskusi tentang topik dirinya
- Menolak
rehabilitasi
- Melakukan
usaha sendiri dengan tidak tepat
- Mengingkari
perubahan pada dirinya
- Peningkatan
ketergantungan pada orang lain
- Tanda
dari keresahan seperti marah, keputusaan dan menangis
- Menolak
berpartisipasi dalam perawatan dirinya
- Tingkah
laku yang merusak seperti penggunaan obat-obatan dan alkohol
- Menghindari
kontak sosial
- Kurang
bertanggung jawab
Faktor Resiko Gangguan Konsep Diri
1. Gangguan Identitas Diri
- Perubahan
perkembangan
- Trauma
- Jenis
kelamin yang tidak sesuai
- Budaya
yang tidak sesuai
2. Gangguan Citra tubuh
- Hilangnya
bagian tubuh
- Perubahan
perkembangn
- Kecacatan
3. Gangguan Harga Diri
- Hubungan
interpersonal yang tidak harmonis
- Kegagalan
perkembangan
- Kegagalan
mencapai tujuan hidup
- Kegagalan
dalam mengikuti aturan moral
4. Gangguan Peran
- Kehilangan
peran
- Peran
ganda
- Konflik
peran
- Ketidakmampuan
menampilkan peran
3. HARGA DIRI
Manusia memiliki kebutuhan akan harga diri
dan ingin dirinya merasa di hargai, baik oleh dirinya maupun orang lain.
Contohnya anak ingin memiliki tempat di hati keluarga dan juga mendapat
perhatian sebagaimana orang-orang di sekitarnya.
Harga Diri adalah penilaian terhadap hasil
yang di capai dengan analisis, sejauh mana memenuhi ideal diri. Jika
individu selalu sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika
mengalami kegagalan harga diri menjadi rendah. Harga diri di peroleh dari diri
sendiri dan orang lain. Harga diri meliputi kebutuhan akan
kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidak
tergantungan dan kebebasan
Kebutuhan harga diri meliputi:
- Menghargai
diri sendiri
- Menghargai
orang lain
- Dihargai
orang lain
- Kebebasan
yang mandiri
- Preshies
- Di
kenal dan di akui
- Penghargaan
Penghargaan dari orang lain
meliputi prestis, pengakuan,
penerimaan, perhatian, kedudukan, nama baik serta penghargaan. Penghargaan dari
orang lain sanggat di perlukan dalam kehidupan karena dengan penghargaan itu
seseorang akan menjadi lebih kreatif, mandiri, percaya akan diri sendiri dan
juga lebih produktif.
Kebutuhan penghargaan dari orang lain
meliputi :
- Kekuatan
- Pencapaian
- Rasa
cukup
- Kompetisi
- Rasa
percaya diri
- kemerdekaan
Sebagai contoh:
- Seorang
pemahat dipuji oleh pelanggannya maka ia akan lebih semangat
dalam membuat memproduksi karyanya dalam jumlah maupun model.
- Seorang
guru yang mengajar, mengabdi bertahun-tahun dan mendapatkan pengangkatan
pegawai negeri oleh pemerintah.
Kebutuhan dasar manusia merupakan
unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan
fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan mempertahankan kehidupan dan
kesehatan. Kebutuhan Maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting
dahulu kemudian meningkatkan yang tidak terlalu penting. Untuk dapat
merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan
yang berada pada tingkat di bawahnya. Ciri kebutuhan dasar mansia: Manusia
memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap pada
dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka
kebutuhan tersebut ikud berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan
manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada.
Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut ( potter dan patricia, 1997 ) :
- Kebutuhan
fisiologis/ dasar
- Kebutuhan
akan rasa aman dan tentram
- Kebutuhan
untuk dicintai dan disayangi
- Kebutuhan
untuk dihargai
- Kebutuhan
untuk aktualisasi diri
4. HAK PASIEN
Ada 4 hak dasar klien seperti yang
dikemukakan oleh John F. Kennedy (1962)
yaitu :
1. Hak mendapat
perlindungan keamanan
2. Hak
mendapat informasi
3. Hak
memilih
4. Hak
mendengar
Selain itu ada beberapa kategori hak-hak
beberapa klien menurut pengertian :
1. Hak-Hak
Klien antara lain :
a. Hak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil, memadai dan berkualitas.
b. Hak
untuk diberikan informasi.
c. Hak
untuk dilibatkan dalam pembuatab kreputusan tentang pengobatan dan perawatan.
d. Hak
untuk diberikan informed consent
e. Hak
untuk menolak suatu consent
f. Hak
untuk mengetahui nama dan status tenaga kesehatan yang menolong
g. Hak
untuk mempunyai pendapat
h. Hak
untuk diperlakukan secara hormat.
i. Hak
untuk kompensasi terhadap cidera yang tidak legal.
j. Hak
untuk memilih integrasi tubuh.
k. Hak
untuk kompensasi terhadadap cidera yang tidak legal.
l. Hak
untuk mempertahankan kemuliaan (dignitas).
2. Hak-hak
wanita hamil :
a.
Berhak memperoleh informasi tentang obat yang diberikan kepadanya dan pelaksanaan
prosedur oleh petugas kesehatan yang merawatnya, terutama berkaitan dengan
efek-efek yang mungkin terjadi secara langsung atau tidak langsung, resiko
bahaya yang mungkin terjadi pada bayinya atau dirinya selama kehamilan,
melahirkan dan laktasi.
b.
Berhak
mendapatkan informasi tentang hal-hal yang menyangkut persiapan kelahiran dan
cara-cara mengatasi ketidaknyamanan dan stress serta informasi sedini mungkin
tentang penyakitnya.
c.
Mendapatkan
informasi tentang obat-obatan yang diberikan kepadanya serta pengaruh secara
langsung ataupun tidak langsung terhadap bayi yang dikandungnya,
d.
Wanita hamil yang akan dioperasi besar sebaiknya diberi premedikasi
sebelum operasi.
e.
Berhak mengetahui nama obat dan nama pabriknya bila diperlukan sehingga
dapat memberikan keterangan kepada petugas kesehatan yang profesional bila
terjadi reaksi terhadap pertumbuhan bayinya.
f.
Berhak unutk memperoleh informasi tentang pengaruh terhadap fisik.mental
maupun neurologist terhadap pertumbuhan bayinya.
g.
Berhak membuat keputusan tentang diterima atau tidaknya suatu terapi
yang dianjurkan setelah mengetahui resiko yang akan terjadi pada dirinya tanpa
tekanan dari pihak manapun.
h.
Berhak mengetahui nama dan kualifikasi orang yang memberikan obat atau
melakukan prosedur setelah melahirkan.
i.
Berhak memperoleh informasi tentang keuntungan suatu prosedur bagi bayi
dan dirinya sesuai dengan indikasi medis
j.
Berhak didampingi oleh orang yang merawatnya selama dalam keadaan stress
persalinan.
k.
Setelah melakukan konsultasi medis wanita hamil berhak untuk memilih
posisi melahirkan yang tidak menimbulkan stress bagi dirinya dan bayinya.
l.
Berhak meminta perawatan bagi bayinya dilakukan satu kamar dengannya
bila bayinya normal dan dapat memberi minum bayinya sesuai dengan kebutuhan dan
bukan menurut aturan rumah sakit.
m.
Berhak mendapat informasi tentang orang yang menolong persalinannya seta
kualifikasi profesionalnya untuk kepentingan surat keterangan kelahiran.
n.
Berhak untuk mendapatkan informasi tentang kondisi diri sendiri dan
bayinya,.yang dapat menimbulkan masalah atau penyakit di kemudian harinya.
o.
Berhak atas dokumen lengkap tentang diri dan bayinya termasuk catatan
perawat yang disimpan dalam kurun waktu tertentu.
p.
Berhak menggunakan dokumen medis lengkap, termasuk catatan perawat dan
bukti pembayaran selama dirawat di rumah sakit.
Komentar
Posting Komentar