ISBD TRADISI

1.      Selapanan
selapanan dilakukan 35 hari setelah kelahiran bayi. Pada hari ke 35 ini, hari lahir si bayi akan terulang lagi. Misalnya bayi yang lahir hari Rabu Pon (hari weton-nya), maka selapanannya akan jatuh di Hari Rabu Pon lagi. Pada penanggalan Jawa, yang berjumlah 5 (Wage, Pahing, Pon, Kliwon, Legi) akan bertemu pada hari 35 dengan hari di penanggalan masehi yang berjumlah 7 hari. Logikanya, hari ke 35, maka akan bertemu angka dari kelipatan 5 dan 7. Di luar logika itu, selapanan mempunyai makna yang sangat kuat bagi kehidupan si bayi. Berulangnya hari weton bayi, pantas untuk dirayakan seperti ulang tahun.
Tujuan selapanan :
 selapanan utamanya dilakukan sebagai wujud syukur atas kelahiran dan keséhatan bayi.
Tahap tahap dari selapanan :
 Yang pertama dilakukan dalam rangkaian selapanan, adalah potong rambut atau parasan. Pemotongan rambut pertama-tama dilakukan olèh ayah dan ibu bayi, kemudian dilanjutkan olèh sesepuh bayi. Di bagian ini aturannya, rambut bayi dipotong habis. Potong rambut ini dilakukan untuk mendapatkan rambut bayi yang benar-benar bersih, diyakini rambut bayi asli adalah bawaan dari lahir, yang masih terkena air ketuban. Alasan lainnya adalah supaya rambut bayi bisa tumbuh bagus, olèh karena itu rambut bayi paling tidak digunduli sebanyak 3 kali. Namun pada tradisi potong rambut ini, beberapa orang ada yang takut untuk menggunduli bayinya, maka pemotongan rambut hanya dilakukan seperlunya, tidak digundul, hanya untuk simbolisasi Setelah potong rambut, dilakukan pemotongan kuku bayi. Dalam rangkaian ini, dilakukan pembacaan doa-doa untuk keselamatan dan kebaikan bayi dan keluarganya. Upacara pemotongan rambut bayi ini dilakukan setelah waktu salat Maghrib, dan dihadiri olèh keluarga, kerabat, dan tetangga terdekat, serta pemimpin doa.Acara selapanan dilakukan dalam suasana yang sesederhana mungkin. Sore harinya, sebelum pemotongan rambut, masyarakat merayakan selapanan biasanya membuat bancaan yang dibagikan ke kerabat dan anak-anak kecil di seputaran tempat tinggalnya. Bancaan mengandung makna agar si bayi bisa membagi kebahagiaan bagi orang di sekitarnya.Adapun makanan wajib yang ada dalam paket bancaan, yaitu nasi putih dan gudangan, yang dibagikan di pincuk dari daun pisang. Menurut Mardzuki, seorang ustadz yang kerap mendoakan acara selapanan, sayuran yang digunakan untuk membuat gudangan, sebaiknya jumlahnya ganjil, karena dalam menurut keyakinan, angka ganjil merupakan angka keberuntungan. Gudangan juga dilengkapi dengan potongan telur rebus atau telur pindang, telur ini melambangkan asal mulanya kehidupan. Selain itu juga beberapa sayuran dianggap mengandung suatu makna tertentu, seperti kacang panjang, agar bayi panjang umur, serta bayem, supaya bayi hidupanya bisa tenteram.
Analisis kebudayaan yang terkenaan dalam ilmu kebidanan:
Dalam acara ini , pemotongan rambut bayi akan menumbuhkan kembali rambut yang bagus dan lebat sehingga pemotongan ini sangat bermanfaat untuk bayi saat tumbuh menjadi dewasa .



BUDAYA GERHANA BULAN
“Puluhan tahun yang lalu, masih banyak perempuan hamil ketika ada gerhana bulan ngumpet di kolong tempat ranjang sampai gerhana bulan selesai. Itu dilakukan untuk menghindari dari gangguan dari raksasa, dan kepercayaan itu sudah turun temurun dilakukan,” katanya.
Dikatakannya, dirinya yakin bukan saja di kampunya keperyaan sepeti itu, melainkan ada beberapa kepercayaan masyarakat di Palembang. Menurutnya, gerhana bulan darah adalah pertanda adanya raksasa buto yang memakan bulan.
Untuk mengusir sang buta kala, biasanya masyarakat sekitar akan memukul lumpang (tempat penumbuk dari batu). Para wanita hamil turut mengolesi perutnya dengan abu sisa pembakaran di dapur dengan harapan anak yang dikandung tidak diganggu buto.
Secara umum, fenomena gerhana bulan acap kali dikaitkan dengan hal-hal mistis oleh sebagian masyarakat. Khsuusnya bagi sebagian orang tua zaman dahulu, kejadian tersebut dipercaya karena ada raksasa yang sedang memakan bulan tersebut.
Meski, hingga saat ini tidak jelas sejak kapan mitos dan kepercayaan tersebut muncul, namun hal itu masih saja menjadi kepercayaan orang tua zaman dahulu. (Iskandar)
Inilah mitos yang beredar di masyarakat tentang ibu hamil dan gerhana bulan: ibu hamil tak boleh keluar rumah ketika gerhana bulan agar bayinya tak lahir cacat; ibu hamil tak boleh menggunakan pisau untuk memotong apapun saat terjadi gerhana bulan atau anaknya akan lahir dengan bibir sumbing; atau ibu hamil yang menyentuh perutnya ketika gerhana bulan sedang berlangsung akan melahirkan bayi dengan tanda lahir. Mitos seperti itu sebenarnya datang dari mana sih?

Mitos dan takhayul tentang ibu hamil dan gerhana bulan itu dahulunya, seperti yang dilansir oleh babble.com, berasal dari India. Saat itu para wanita berusaha agar tak melahirkan saat gerhana bulan karena ada kepercayaan bahwa anaknya nanti akan mengalami kesulitan hidup jika lahir tepat saat gerhana bulan terjadi. Di kalangan medis, keinginan untuk mempercepat atau menunda kelahiran untuk menghindari gerhana bulan itulah yang justru berbahaya bagi ibu dan juga bayinya.

Sumatra Utara
3.Manaruho aek ni utte/mangalehon ulos mula gebe
URUTAN ACARA/TAHAP
·         Keluarga besar datang(pihak perempuan) datang menjenguk yang sedang hamil dan suaminya. Pihak parhata dari masing-masing marga yang memimpin proses adat yang berlangsung.
·         Acara dimulai dengan ibadah/kebaktian pengucapan syukuran singkat yang dipimpin oleh penatua gereja, dimana semua yang hadir datang untuk bernyanyi dan mendoakan agar Tuhan memberkati kandungan saya dan menyertai proses kelahiran kelak
·         Setelah acara ibadah selesai ,tibalah saatnya pihak orang tua menyampaikann ulos mula gabe ke bahu yang hamil dan suaminya dan juga meletakkan beras sipir ni tondi  ke atas kepala yang hamil beserta suaminya,kemudian dilanjutkan dengan beberapa pihak keluarga perempuan yang juga menyampaikan ulos
·         Lalu di susul acara makan bersama,,dimana sebelumnya hula-hula(orang tua) memberikan boru dan helanya (yang hamil + suaminya) makanan khusus yang berupa ikan mas,disebut dengan dengke sitiotio,dengke simudur-mudur dengan harapan dari orang tuanya kiranya Tuhan berkenan memberkati yang hamil dan suaminya agar tiotio haroan(persalin) yang akan datang dan agar mereka berdua seia sekata dalam perjalanan hidup
·         Selanjutnya makan bersama dimulai dengan didahului oleh doa
·         Setelah makan,kemudian tibalah saatnya mengucapkan kata-kata nasehat
TUJUAN TRADISI

·         Agar proses kelahiran dapat berjalan lancar

Komentar

Postingan Populer