ANFIS Payudara dan Proses Laktasi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur  kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmad-Nya, sehingga Kami dapat menyusun makalah tentang “Anatomi Fisiologi Payudara dan Proses Laktasi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Anatomi Fisiologi.
Tersusunya makalah Anatomi  Fisiologi  Payudara dan Proses Laktasi ini tidak terlepas dari bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.      Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
2.      Ibu Novi Indrayani S.ST,M.Kes. selaku dosen mata kuliah Anatomi Fisiologi
3.   Teman-teman yang telah memberikan dukungan.
Kami  menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna dalam menyusun makalah ini, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Maka saran dan koreksi yang bersifat membangun sangat Kami butuhkan dari semua pihak. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat  bagi penulis sendiri  dan pembaca pada umumnya.




Yogyakarta,  2 Desember 2016


            Penyusun                    








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.................................................................................................................... 3
B.     Rumusan masalah............................................................................................................... 3
C.     Tujuan................................................................................................................................. 4
BAB II. PEMBAHASAN
A.    Anatomi dan fisiologi payudara......................................................................................... 5
a.       Corpus mammae..................................................................................................... 6
b.      Areola mammae...................................................................................................... 7
c.       Papila mammae....................................................................................................... 8
B.     Fisiologi Laktasi.................................................................................................................. 9
C.     Proses Laktasi.................................................................................................................... 12
D.    Dukungan Bidan dalam Pemberian ASI........................................................................... 13
E.     Manfaat Pemberian ASI.................................................................................................... 14
BAB III. PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................................................ 15
B.     Saran.................................................................................................................................. 15





BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pada umumnya mempunyai payudara, tetapi antara laki-laki dan perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah salah satu tanda kelamin sekunder dari seorang gadis dan merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya, maka organ ini menjadi sumber utama dari kehidupan, karena air susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting pada bulan-bulan pertama kehidupan.
Menjelang akhir kehamilan, kelenjar mamae Ibu berkembang penuh untuk menyusui, tetapi hanya beberapa mililiter cairan di sekresi setiap hari sampai setelah bayi di lahirkan cairan ini di namakan kolostrum. Penting untuk diketahui oleh ibu-ibu supaya menyususi harus dilaksanakan berdasarkan permintaan/kebutuhan bayinya dan dilaksanakan secara teratur sepanjang hari baik pagi maupun malam hari. Hal ini yang merupakan hambatan paling besar untuk ibu-ibu, terutama ibu-ibu yang bekerja atau bagi ibu-ibu di negara-negara maju, yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pola menyusui yang demikian ketat. Tetapi, meskipun demikian, harus diketahui bahwa ibu-ibu yang sudah melaksanakan pola laktasi yang ketat itu, tetap saja antara 3-12 % akan menjadi hamil lagi sebelum kembalinya haid pertama setelah melahirkan.
Laktasi bukan merupakan metode kontrasepsi yang dapat diandalkan. Ironinya, banyak wanita yang tidak menyadari hal ini, dan masih banyak ibu-ibu yang baru melahirkan yang tidak mendapatkan informasi maupun konseling mengenai keluarga berencana.

B. Rumusan Masalah
1.         Bagaimana struktur anatomi payudara wanita?
2.         Bagaimana tahap perkembangan payudara?
3.         Bagaimana fisiologi laktasi?
4.         Bagaimana perana bidan dalam pemberian ASI?
5.         Apa manfaat pemberian ASI?



C. Tujuan
         1.         Mengetahui struktur anatomi payudara wanita
         2.         Mengetahui tahap perkembangan payudara
         3.         Mengetahui fisiologi laktasi
         4.         Mengetahui peran bidan dalam pemberian ASI
         5.         Mengetahui manfaat pemberian ASI






















BAB II
PEMBAHASAN

A.    ANATOMI  DAN FISIOLOG PAYUDARA
Kelenjar mammae (payudara) dimiliki oleh kedua jenis kelamin. Kelenjar ini menjadi fungsional saat pubertas untuk merespons estrogen pada perempuan dan pada laki-laki biasanya tidak berkembang. Saat kehamilan, kelenjar mammae mencapai perkembangan puncaknya dan berfungsi untuk produksi susu (laktasi) setelah melahirkan bayi.
Dalam istilah medis, payudara di sebut glandulla mammae yang berasala dari bahasa latin payudara (mammae,susu)adalah kelejar yang teretak dibawah kulit, diatas otot dada. Terletak di sekitar 3 ke 2 atau ketingan  sampai iga ke 6 atau 7 . ukuran normal 10- 20 cm dan dengan berat beratnya pada wanita hamil adalah 200gram . pada wanita hamil aterem menvapai 400-600 gram dan pada masa laktasi 600-800gram . payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya akan mengecil setelah menopause. pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan stroma jaringan penyanggah dan penimbunnan jaringan lemak. besarnya payudara tidak menjamin banyak nya air susu yang di hasilkan .
Payudara berkembang sejak usia kehamilan 6 minggu dan cepat membersar karena pengaruh hormone  estrogen dan progesterone. Estrogen meninggkat pertumbuhan duktus duktus dan ampula sedangkan progesterone merangsang pertumbuhan tunas tunas alveoli . hormone hormone lain seperti prolaktin , growth hormone, adrenokkosttikosteroid dan teroid juga di perlukan dalam kelenjar susu .

Payudara terssusun dari jaringan kelenjar , jaringan ikat dan jaringan lemak.
Dilihat dari luar payudara terbagi menjadi bagian utama yaitu :
1.     Korpus (badan) , yaitu bagian yang besar
2.     Areola , yaitu bagian tengan kehitaman
3.     Papilla atau putting yaitu bagian yang menojol bagian payudara
Secara mikroscopis payudara perempuan memiliki 3 unsur yakni kelenjar susu  (arveolus) yang menghasilkan susu , saluran susu ( duktus laktiferus) dan jaringan penujang  yang mengikat kelenjar-kelenjar susu.
                                     Image result for anatomi fisiologi payudara
Struktur payudara (mammae) terdiri atas :
a.       Corpus Mammae
Payudara terdiri atas jaringan parenkim dan stroma mammae. Jaringan parenkim : 15-25 lubus. Masing-masing loubus terdiri dari  1 ductuli : 10-100 alveolus Disusun oleh myoepitel (berkontraksi) dan masing-masing dihubungkan dengan saluran air susu atau duktus sehingga merupakan suatu pohon.dila siikuti pohon tersebut dari akarnya pada putting susu, akan didapatkan salauran air susu yang disebut   ductus lactiferus 1 ductus  20-40 ductuli. Didaerah areola mammae duktus laktiferus ini melebar membentuk sinus laktifeus/gudang susu (ampula) dimana tempat penampangan air susu. Selanjutnya duktus terus bercbang-cabang menjadi duktus dan duktulus. Setiap duktus pada perjalanan selanjutnya disusun oleh sekelompok alveoli. Dalam alveoli terdiri dari duktus yang terbuka dan sel-sel accni yang menghasilkan air susu dan dikelilingi otot polos (miopithel) yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli.
Alveoli juga dikelilingi pembuluh darah yang membentuk zat-zat gizi pada sel-sel kelenjar air susu untuk proses pembentukan atau sintesis air susu ibu .

Stroma (jaringan penyangga) pada korpus mammae tersusun atas bagian-bagian:
Ø  Jaringan ikat
Ø  Jaringan lemak
Ø  Pembuluh darah
Ø  Syaraf
Ø  Pembuluh limfe
Jaringan lemak disekeliling alveoli dan laktiferus menentukan besar kecilnya ukuran payudara. Ukuran payudara besar atau kecil memiliki alveoli dan duktus laktiferus yang sama, sehingga menghasilkan ASI yang sama banyaknya. Disekeliling alveoli juga terdapat otot polos yang akan berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keadaan hormone oksitosin menyebabkan otot polos tersebut berkontraksi.

b.      Areola mammae
Putting susu dan areola adlah gudang susu yang mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan ibu menyusui. Pada putting dan areola terdapat ujung-ujung saraf peraba yang penting pada proses refleks saat menyusui, dan daerah yang mengalami hiperpigmentasi lebih atau bagian tengah yang berwarna kehitaman. Warna kegelapan disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulit dengan luas 1/3 atau 12 dari payudara. Putting susu  mengandung otot polos yang dapat berkontraksi sewaktu ada ransangan tertentu.
Pada umumnya, putting susu  menonjol keluar. Meskipun demikian, kadang-kadang dijumpai puting yang oanjang, datar atau masuk kedalam. Namun bentuk putting tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi. Pada ujung putting susu terdapat 15-20 muara lobus (duktus laktiferus) sedangkan areola mengandung sejumlah kelenjar seperti kelenjar lemak dan kelenjar keringat. Kelenjar lemak merupakan kelenjar Montgomery yang berfungsi sebagai kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar putting tetap lunak dan lentur. Dibawah areola saluran yang besar melebar, disebut Sinus Laktiferus. Didalam dinding alveolus maupun saluran-saluran, terdapat otot polos yang bila berkontraksi memompa ASI keluar. 

Areola Mammae : hiperpigmentasi, terdapat kelenjar montgomeriyang bersifat lentur . 18 Lobus Setiaplobuspadajaringankelenjar
Alveolus (tunggal) atau alveoli (banyak) Mengandung sel-sel asinus (sekretorik). Setiap alveolus dilapisi sel mioepitel (basket cell) yg dpt berkontraksi. Dipengaruhi hormon prolaktin (sel asinus) dan hormon oksitosin (kontraksi mioepitel). ASI dialirkan melalui ductus lactiferus.
        Ductus lactiferus dan ductulus lactiferus (dari alveolus ke papilla mammae)
      Sinus lactiferus atau ampulla Terletak di bawah areola mammae

c.       Papilla Mammae
Tersusun jaringan erektil berpigmen, terdapat ostium papillare (muara ductus lactiferus). Saluran susu bermuara ke putting susu, putting susu terletak setinggi kosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknya bervariasi pula. Putting susu memilki lebih kurang 20 ujung saluran susu yang berhubungan dengan kelenjar yang berada di payudara. Jaringan penunjang terdiri ari jaringan lemak dan jaringan ikat yang berada diantara kelenjar susu, saluran susu, agar menjadi kesatuan. Selain ketiga unsur tersebut terdapat ligament yang melekat ditulang dada dan oto (musculus pectoralis mayor) yang berada di dasar payudara. Dengan bertambahnya usia, ligamen ini akan kendur sehingga payudara akan tampak turun. Sementara itu otot berfingsi untuk menggerakkan payudara jika otot digerakkan, payudara akan ikut bergerak. Hal ini berarti otot berfungsi untuk menggerakkan payudara.
Payudara juga berhubungan dengan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening yang erat hubungannya dengan payudara adalah kelenjar getah bening yang ada di ketiak diatas clavikula. Kelenjar getah bening ini berfungsi sebagai benteng yang menyaring sel-sel yang meradang akibat infeksi. Jika terjadi infeksi, sel getah bening akan membesar. Kelainan yang terjadi pada payudara seperti kanker, bias terlokasir pada kelenjar  getah bening tersebut. Dalam keadaan normal, kelenjar getah bening tidak terasa sewaktu diraba. Namun kalau kanker menyebar ke kelenjar getah bening, kelenjar ini akan terasa seperti benjolan kecil.
B.     FISIOLOGI LAKTASI
Selama kehamilan hormone yang dhasilkan placenta yaitu laktogen, kariogonadotropin, estrogen dan progesterone menginduksi perkembangan alveoli dan duktus laktiferus di dalam payudara. Hormone laktogen dari placenta dan hormone prolactin dari hipofisis (grandula pituitari) anterior meransang produksi kolostrum. Namun, produksi ASI tidak berlansung sampai sesudah kelahiran bayi meskipun kadar prolactin cukup tinggi karena dihambat oleh estrogen. Setelah persalinan kadar estrogen dan peogesteron akan menurun dengan lepasnya placenta, sedangkan prolactin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolactin oleh esterogen, maka produksi ASI pun dimulai. Produksi prolactin yang berkesinambungan disebabkan oleh menyusuinya bayi pada payudara ibu.
Pelepasan ASI berada dibawah kendali neuroendokrin. Ransangan sentuhan pada payudara yaitu bayi emngisap akan meransang produksi prolactin yang memacu sel-sel kelenjar memproduksi ASI, sehingga semakin sering bayi menyusu semakin banyak prolactin yang di produksi sehingga makin banyak produksi air susu, proses ini dikenal dengan refleks prolactin.
Related image                                 

Dengan bayi mengisap juga meransang hipofisis (glandula pituitary) posterior mengeluarkan hormone oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Proses ini disebut refleks let down atau pelepasan ASI dan membuat ASI tersedia buat bayi. Dalam hari-hari dini laktasi, refleks pelepasan ASI ini tidak dipengaruhi oleh keadaan emosi ibu. Nantinya, pelepasan ASI dapat dihambat oleh keadaan emosi ibu bila ibu merasa takut, lelah, malu, dan merasa tidak pasti atau bila merasa nyeri.
Hisapan bayi memicu pelepasan ASI dari alveoli mammae melalui duktus ke sinus laktiferus. Hisapan meransang produksi oksitosin oleh kelenjar hipofisis (pituitary) posterior. Oksitosin memasuki darah dan menyebabkan kontraksi sel-sel miopitel yang mengelilingi alveoli mammae dan duktus laktiferus. Kontraksi sel miopitel ini mendorong ASIkeluar dari alveoli melalui duktus laktiferus menuju ke sinus laktiferus dimana ia akan disimpan. Pada sat bayi mengisap, ASI keluar dari alveoli melalui duktus laktiferus menuju ke sinus laktiferus dimana ia akan disimpan. Pada saat bayi mengisap, ASI dalam sinus laktiferus tertekan keluar kemulut bayi. Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down atau pelepasan. Pada akhirnya let down dapat dipicu tanpa ransangan hisapan. Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi mendengar atau sekear memikirkan bayinya.
Let down penting sekali bagi pemberian ASI yang baik. Tanpa let down, bayi dapat mengisap terus menerus tetapi hanya memperoleh sebagian dari ASI yang tersedia dan tersimpan didalam payudara. Bila let down gagal terjadi berulang kali dan payudara berulang kali tidak dikosongkan pada waktu pemberian ASI, rfleks ini akan berhenti berfungsi dan laktasi akan berhenti.
            
               milk-ejection
Cairan pertama yang diterima bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah kolostrum, yang mengandung campuran yang lebih kaya akan protein, mineral dan antibody dari pada ASI yang telah mature. ASI mulai ada kira-kira ketiga atau keempat setelah kelahiran bayi, dan kolostrum berubah menjadi ASI yang mature kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir dan bayi diperbolehkan sering menyusu, maka proses adanya ASI akan meningkat. Cairan colostrum terdiri dari albumin, yang membeku kalau dipanaskan dibandingkan dengan air susu. Colostrum lebih banyak mengandung protein dan garam, gulanya sama tetapi lemaknya kurang. Kolostrum tidak ada artinya sebagai makanan tetapi mempunyai sifat laxans. Didalam colostrum terdapat imunogloblin yang mengandung antibodies yang dapat menambah kekebalan anak terhadap penyakit.
 


C.    PROSES LAKTASI

Ø  ASI merupakan larutan kompleks yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein.
Ø   Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa.
Ø   Kurang lebih 50% energy yang terkandung pada ASI berasal dari lemak, atau kurang lebih terdapat 40 gram lemak dalam1 liter ASI (40 g/L).
Ø   Asam lemak yang terkandung pada ASI kaya akana sampai mitat, asamoleat, asam linoleat dan asama lfalinolenat.
Ø   Trigliserida adalah bentuk lemak utama pada ASI
Ø   ASI sangat kaya asam lemak esensial
Ø   Asam lemak esensial tersebut adalah asam linoleat8-17%,asamα linolenat0,5-1,0%, dan derivatnyayaituasamarakidonat(AA) 0,5-0,7% danasamdokosaheksanoat(DHA) 0,2-0,5%.
Ø   Lemak pada ASI didapatkan pada hindmilk (susu akhir)
Ø  Kandungan protein dalamASI dalam bentuk whey 70% dankasein30%, dengan variasi komposisi whey : kasein adalah90:10 padahari ke-4 sampai10 setelahmelahirkan, 60:40 pada ASI matur(harike-11 sampai240) dan50:50 setelahharike-240.
Ø  Laktoferin, lisozim, dan sIgA adalah merupakan bagian dari protein whey yang berperan dalam pertahanan tubuh
3 fase pembentukan dan pengeluaran ASI
Ø  Kolostrum (harike-1 s.dharike-3) Mengandung protein yang lebih tinggi. Sebagian besarter diri dari imunoglobulin. Kandungan laktosa lebih rendah. Merupakan cairan kuning alkalis, memiliki sifat laksansia (pencahar).
Ø  ASI transisi(harike-4 s.dke-10) Kadar immunoglobulin dan protein menurun, sedangkan lemak dan laktosa meningkat.
Ø  ASI matur(setelahharike-10 dst)
Ø  ProduksiASI padabulanpertamasekitar600 ml per hari
Ø  Meningkat sampai sekitar 800 ml per hari pada bulan keenam
Ø  Setelah 6 bulan, volume ASI yang dihasilkan mulai berkurang, saatnya untuk MP-ASI 16

D.    DUKUNGAN BIDAN DALAM PEMBERIAN ASI
Bidan mempunyai peranan yang istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum yang terjadi. Peranan awal bidan didalam mendukung pemberian ASI adalah:
Ø  Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibu
Ø  Membantu ibu agar mampu menyusui bayinya sendiri
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pembarian ASI dengan:
a.       Memberikan bayi bersama ibunya segera setelah beberapa jam pertama. Bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir ssering disebut inisiasi menyusu dini.
b.      Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang timbul. Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkurasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancer. Perawatan payudara sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh putting susu ibu pastiakan tangan ibu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui.
c.       Membantu ibu pada waktu memberi ASI. Membantu  ibu segera untuk menyusui bayinnya setelah lahir. Semakin bayi sering mengisap putting susu ibu maka peneluaran ASI semakin lancer. Hal ini disebabkan isapan bayi akan memberi ransangan untuk segera mengeluarkan hormone oksitosin yang bekerja meransang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atauposisi ibu dalam menyusui. Posisi yang benar saat menyusui adalah:
Ø  Berbaring miring
Posisi ini amat baik untuk pemberian ASI pertama kali atau bila ibu merasakan lelah atau nyeri.
Ø  Duduk
Posisi ini penting untuk memberikan topangan ata sandaran pada punggung ibu, dalam posisi tegak lurus terhadap pangkuannya. Hal ini dapat dilakukan dengan duduk bersila di atas tempat tidur, lantai atau kursi.
Ø  Tidur terlentang
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasai menyusu dini (IMD), maka posisi ini juga dapat dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di dada ibu, yaitu diantara payudara ibu.
Tanda-tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang baik pada payudara antara lain:
Ø  Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu
Ø  Mulut dan agu bayi berdekatan dengan payudara
Ø  Areola tidak akan Nampak jelas
Ø  Bayi terlihat senang dan tenang
Ø  Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya
Ø  Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama atau rawat gabung(rooming in)
d.      Mempatkan ibu didekat kamar yang sama(rawat gabung / rooming in)
Rawat gabung merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu ditempatkan bersama dlam ruangan selama 24jam penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologi, psikologis,edukasi, ekonomi maupun medis
e.       Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin dan tanpa dijadwalkan
f.       Memberikan kolostrum dan ASI seja seta menghindari susu botol dan dot empeng

E.     MANFAAT PEMBERIAN ASI
a.       Bagi ibu
Ø  Aspek kontrasepsi
Hisapan mulut bayi pada putting susu merasang ujung saraf sensorik sehingga post arterior hipofisis mengeluarkan prolactin. Prolactin masuk ke indung telur, menekan prduksi estrogen, akibatnya tidak ada ovulasi
Ø  Aspek penurunan berat badan
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali keberat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil bertambah berat, selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh. Cadanagan lemak ini sebetulnya disisipkan sebagai sumber tenaga dalam proses reproduksi ASI. Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Maka timbunan lemak menyusut berat badan ibu akan lebih cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.
Ø  Aspek kesehatan ibu
Isapan bayi pada payudara akan meransang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu infolusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid akan berkurangnya pendarahan pasca persalinan dan mengurangi prevalensi anemia defisiensi zat besi.
Ø  Aspek psikologis
Pemberian ASI dapat mempererat hubungan ibu dan bayinya, karena hal ini  merupakan satu entuk curahan kasih sayang ibu pada bayinya. Selain itu akan menimbulkan rasa bangga pada ibu karena telah memberikan yang trbaik baginya.

b.      Bagi bayi
Ø  Dapat membantu memulai kehidupannya denga  baik. Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik detelah lahir dan mengurangi obesitas
Ø  Mengandung antibody , kolostrum mengandung antibody yang kuat unatuk mencegah terjadinya infeksi
Ø  ASI mengandung komposisi yang tepat, berbagai bahan makan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama
Ø  Mengurangi karies dentis, insiden karies denits pada bayi yang mendapat susu formula lebih tinggi dibandingkan dgn yang mendapatkan ASI, karena menyusui dengan botol waktu akan tidur menyebabkan gigi akan  







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Jaringan payudara terentang dari sekitar iga ke 2 sampai ke 6 (Bergantung pada kostur). Pada awal kehamilan, ukuran payudara dan pigmentasi Aerola meningakt Tuberkel Montgomery membesar dan puting payudara menjadi tegak. Aliran darah ke payudara berlipat dua sehingga pembuluh darah menjadi jelas, dan kulit mungkin tampak seperti marmer tpaslusen.
Struktur buah dada teridiri atas bahan kelenjar susu atau jaringan lemak, cairan susu / kolostrum yang dihasilkan oleh ibu dalam 24 – 35 jam pertama setelah melahirkan mengandung banyak gizi dan zat – zat pertahanan tubuh. Laktasi adalah Proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon.

B.     Saran
Bagi ibu menyusui perawatan puting susu merupakan hal yang sangat penting sehingga harus dibersihkan. Sebagai seorang wanita harus menjaga organ refroduksi terutama payudara agar dapat terhindar dari penyakit yang menyerang payudara. Selain itu dengan merawat payudara kitaterutama pada seorang Ibu maka zat gizi yang di perlukan bayinya akan terpenuhi dengan baik, sehingga pertumbuhan bayi dapat berjalan dengan lancar.









DAFTAR PUSTAKA

Pitriani Risa dan Andriyani Rika, 2015, Panduan Lengkap Asuhan Kebidanan , Yogyakarta: CV budi mulia utama.

Komentar

Postingan Populer