MAKALAH SPERMATOGENESIS



KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan pembuatan makalah dasar-dasar reproduksi yang berjudul Spermatogenesis. Kita menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bentuk maupun isinya, untuk itu kita mengharapkan saran dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya membangun.

Pada kesempatan ini, kita mengucapkan banyak terima kasih kepada bu nonik selaku  dosen mata kuliah biodas biosfer yang selalu membantu kita dalam melakukan kegiatan perkuliahan di kampus. Akhirnya, tiada kata yang paling berkesan selain mengharapkan agar kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.
















Yogyakarta, 7 November 2016 
        



Penulis                        






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 3
A.    Latar Belakang........................................................................................................... 3
B.     Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
C.    Tujuan........................................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 5
A.    Pengertian Spermatogenesis...................................................................................... 5
B.     Tahap-tahap Pembentukan Spermatogenesis............................................................. 6
C.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Spermatogenesis................................................ 8
D.    Hormon yang Berperan dalam Spermatogenesis....................................................... 9
E.     Kecacatan pada Spermatogenesis.............................................................................. 10

BAB III PENUTUPAN....................................................................................................... 11
A.    Kesimpulan................................................................................................................ 11
B.     Saran.......................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 12
























BAB I 
 PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Spermatogenesis adalah proses dimana spermatogonia berkembang menjadi spermatosit, tahap masak dari spermatosit yang akan  menghasilkan spermatid dengan jumlah kromosom berkurang (haploid)spermiogenesis merupakan proses transformasi dari spermatid menjadi spermatozoa.

Spermatogenesis dimulai dengan  pertumbuhan spermatogonium menjadi sel-sel yanglebih besar yang kemudian disebut  sebagai spermatosit primer. Sel-sel ini membelah (pertama secara mitosis) menjadi dua spermatosit sekunder yang sama besar, yang kemudian mengalami pembelahan meiosis menjadi empat spermatid yang sama besar pula. Spermatid  ini  yaitu  sebuah  sel  bundar  dengan  sejumlah  besar  protoplasma, yang  merupakan  gamet  dewasa  dengan jumlah  kromosom  haploid.

Beberapa tipe sel dalam tahap perubahan bentuk telah ditentukan menjadi sebuah daur perubahan sel. Sebanyak 14 tahap perubahan sel telah diketahui pada beberapa spesies, dimana hanya terdapat 6 tahap yang diketahui pada manusia. Pada sapi, sebanyak 12 tahap perubahan telah dijelaskan. Tahap spermiogenesis digunakan untuk mengklasifikasikan beberapa tahap daur. 
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah daur ephitelium seminiferous bergantung pada masing-masing spesies. Lamanya waktu yang diperlukan adalah 9 hari pada babi, 10 hari pada kambing, 12 hari pada kuda, dan 14 hari pada sapi. Perjalanan spermatozoa melewati epididimis tergantung pada tempat kontraksi dinding saluran. Spermatozoa diangkut melalui epididimis dalam waktu kira-kira 7 hari pada sapi. 

Waktu transit sperma mungkin berkurang 10-20% seiring meningkatnya frekuensi ejakulasi. Bagian utama tempat penyimpanan sperma pada organ reproduksi jantan berada pada ekor epididimis, dimana ekor epididimis mengandung 70% dari jumlah total spermatozoa, sebaliknya vas deferens hanya mengandung 2%.

B. Rumusan Masalah
      1. Apa pengertian dan fungsi Spermatogenesis?
      2. Bagaimana tahap-tahap Pembentukan spermatogenesis?
      3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi spermatogenesis?
      4. Apa saja hormon yang berperan dalam spermatozoa?
5. Apa saja kecacatan pada spermatogenesis?
     

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk:
1.         Mengetahui pengertian dan fungsi Spermatogenesis
2.         Mengetahui tahap-tahap pembentukan Spermatogenesis
3.         Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi spermatogenesis
4.         Mengetahui Hormon yang berperan dalm proses pembentukan spermatozoa
5.         Mengetahui kecacatan pada spermatogenesis















BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis dapat didefinisikan sebagai ‘proses yang terjadi pada gonad organisme laki-laki yang bereproduksi secara seksual, dimana sel-sel germinal pria terdiferensiasi berkembang menjadi spermatosit, yang kemudian berubah menjadi spermatozoa.
Spermatozoa adalah gamet jantan dewasa yang hadir dalam organisme yang secara melakukan reproduksi secara seksual, dan itu mirip dengan oogenesis pada wanita. Spermatogenesis biasanya terjadi pada tubulus seminiferus testis dalam serangkaian tahap, diikuti oleh kematangan dalam epididimis, di mana mereka menjadi siap untuk disahkan sebagai air mani bersama dengan sekresi kelenjar lainnya.
Proses ini dimulai pada saat pubertas karena tindakan hipotalamus, kelenjar pituitari, dan sel-sel Leydig, dan proses hanya berakhir setelah kematian. Namun, jumlah sperma akan berkurang secara bertahap seiring dengan bertambahnya usia, akhirnya menyebabkan infertilitas.
Fungsi dari spermatogenesis adalah untuk menciptakan gamet jantan dewasa, yang secara efektif dapat membuahi gamet betina untuk membentuk organisme bersel tunggal yang disebut zigot, yang akhirnya mengarah ke pembelahan dan perbanyakan sel untuk membentuk janin. Juga, untuk memiliki keturunan yang sehat, jumlah kromosom harus dipertahankan dalam jumlah tetap pada tubuh, yang, kegagalan dapat menyebabkan kelainan seperti sindrom Klinefelter, sindrom Down, atau aborsi janin. Spermatogenesis bekerja untuk menghindari hal ini.

B.     TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN SPERMATOGENESIS
Proses spermatogenesis sangat mirip pada hewan dan manusia. Mari kita lihat pada setiap tahap proses spermatogenesis dalam rincian berikut:
Tahap 1: spermatogonium diploid asli terletak pada tubulus seminiferus memiliki dua kali jumlah kromosom, yang mereplikasi secara mitosis saat interfase sebelum meiosis 1 untuk membentuk 46 pasang kromatid kakak.
Tahap 2: kromatid bertukar informasi genetik dengan proses sinapsis, sebelum membagi melalui meiosis menjadi spermatosit haploid.
Tahap 3: Di divisi meiosis kedua, dua sel anak baru lebih lanjut membagi diri menjadi empat spermatid, yang memiliki kromosom unik yang memiliki setengah jumlahnya dengan spermatogonium asli.
Tahap 4: Sel-sel ini sekarang bergerak melalui lumen testis ke epididimis, di mana mereka tumbuh menjadi empat sel sperma dengan menumbuhkan mikrotubulus pada sentriol, membentuk axoneme, yaitu, tubuh basal, dan beberapa sentriol memanjang untuk membentuk ekor sperma, difasilitasi oleh testosteron.

proses spermatogenesis
Penting untuk dicatat bahwa setiap divisi dalam proses tidak lengkap, dan bahwa sel-sel yang selalu melekat satu sama lain dengan sitoplasma untuk memungkinkan mereka untuk dewasa pada saat yang sama. Juga, beberapa spermatogonium mereplikasi diri, bukannya berubah menjadi spermatid, yang menjamin bahwa pasokan sperma tidak kehabisan. Sepanjang seluruh proses, sel-sel spermatogenik berinteraksi dengan sel-sel Sertoli, yang menyediakan nutrisi dan dukungan struktural untuk mereka.
Struktur sperma matang terdiri dari :
Ø  Kepala
Pada bagian ini sperma mengandung suau lapisan tipis sitoplasma dan sebuah inti berbentuk lonjong dan dan hampi mengisi seluruh bagian dari kepala sperma. Bagian depan disebut acrosom( memiliki enzim hydrolytic yang terdiri dari acrosin dan hyaluronidase yang dibutuhkan saat fertilisasi ) dan bagian belakang dinamakan sentriol. Serta bagian ini juga mempuyai inti sel yang mempuyai arati pentin dalam masalah reproduksi.


Ø  Leher
Daerah ini merupakan bagian yang genting dan mengndung sentriol depan dan bagian depan filament poros.
Ø  Badan
Bagian badan dari sperma mengandung filament poros mitochondria dan sentriol belakang berbentuk cincin, sehingga sering disebut bagian badan ini sebagai tenaga pusat sperma karena mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam trikakboksilat dan transport electron serta fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Ø  Ekor
Ekor sperma memeiliki 2 bagian : bagian utama dan bagian ujung. Ekor ini mengandung banyak sekali filament poros / flagellum tetapi sedikit mengandung sitoplasma.terdapat 2 sentriol terletak di bagian tengah dari. Fibril-fibril yang seperti cilia tersebar dalam ekor dan dikelilingi oleh cincin yang terdiri dari 9 pasangan fibril perifer. Fibril ini berfungsi menimbulkan gerakan ekor sperma.

C.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPERMATOGENESIS
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis yaitu:
         1.         Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas yang berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen. Pembentukan sperma yang paling efisien adalah pada suhu 33,5° (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis bisa tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar) yang berada diluar rongga tubuh. 
         2.         Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian marijuana atau obat-obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).
         3.         Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
         4.         Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.
         5.         Temperature, pada suhu panas metobolisme sperma naik, daya hidup sperma turun, jika suhu dingin kebalikannya.
         6.         Ph
         7.         Hormone, testosterone tinggi akan menurunkan metabolism.
         8.         Umur
         9.         Berat badan
       10.       Kesehatan
       11.       Makanan
       12.       Iklim
       13.       Keturunan

D.    HORMON YANG BERPERAN DALAM SPERMATOGENESIS
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
Ø  LH (Luteinizing Hormone)
LH (Luteinizing Hormone) merupakan hormon yang merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen / testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
Ø  FSH (Folicle Stimulating Hormone)
FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
Ø  Hormon Testosteron
Hormon testosteron (androgen)  merupakan hormon yang dihasilkan oleh testis Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan organ Seks primer  pada saat embrio dan mendorong spermatogenesis. Selain itu, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder, seperti tumbuh bulu dan kumis, dan dada menjadi bidang.

E.     KECACATAN PADA SPERMATOGENESIS
                     1.         Nondisjunction
Misalnya pada SyndromTurner. Penyebab kelainan sindrom turner iniadalah tidak mendapatkan kromosom Y; terjadi karenaada nondisjunction pada spermatogenesis sehingga sperma yang dihasilkan adalah sperma XY dan sperma O. Sperma O (tidak mempunyai kromosom kelamin) kemudian membuahi ovum X, maka terbentuklah individu 44 A + X.‡
                     2.         Sperma berkepala dua
Ancaman lingkungan dapat mengubah proses pembentukan sperma normal. Sebagai contoh, beberapa antibiotik umum seperti penisilin dan tetrasiklin dapat menekan pembentukan sperma. Radiasi, timbal, pestisida tertentu, ganja, tembakau, dan alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan produksi sperma yang abnormal (dua berkepala, dll beberapa ekor).
                     3.         Sperma tanpa akrosom
                     4.         Oligospermia
Oligospermia adalah suatu keadaan dimana sel sperma berkurang dalam cairan semen . Paling sering oligospermia disebabkan oleh karena varicocele , diet yang terlalu ketat , merokok , minum alkohol , menggunakan obat-obat psikotropika , menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat , stress , terlalu sering melakukan hubungan seksual sehingga kuaalitas sperma kurang baik (normalnya seminggu 1-2 kali terutama pada saat wanita sedang masa subur ) , hindari menggunakan pelumas pada saat berhubungan karena dapat mempengaruhi kondisi sperma .‡
                     5.         Azoospermia
Azoospermia adalah tidak adanya spermatozoa pada cairan ejakulasi (semen). 1-5 Azoospermia ditemukan dalam 10% dari kasus infertilitas pria.1,3,4 Azoospermia  terjadi karena adanya obstruksi saluran reproduksi / vas deferens (azoospermia obstruksi) atau adanya kegagalan testis memproduksi spermatozoa (azoospermianon-obstruksi).
BAB III
PENUTUPAN
A.    KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1.         Spermatogenesis adalah Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa. 
2.          Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus.
3.          Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional.
4.          Struktur sperma matang terdiri dari : kepala, leher, badan, dan ekor
5.          Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis yaitu:
Ø  LH (Luteinizing Hormone)
Ø  FSH (Folicle Stimulating Hormone)
Ø  Hormon Testosteron.
6.         Faktor yang mempengaruhi spermatogenis  yaitu: Suhu, pH, Hormone, Umur, Kesehatan, Iklim, Makanan, Keturunan, dll.


B.     SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa yang kami tulis masih banyak kesalahan, baik dari isi materi dan cara penulisan. Oleh karena itu, penulis mengharapankan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga makalah ini dapat menjadi wawasan pengetahuan bagi pembacanya.





DAFTAR PUSTAKA

Fungsi.web.id/2015/05/pengertian.fungsi-dan-proses-spermatogenesis.html
Partodiharjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.
Toelihere, Mozes R. 1977. Fisiologi Reproduksi Hewan Ternak. Bandung: Angkasa. 
Salisbury, G. W. dan Van Denmark, N. L. 1985. Fisiologi Reproduksi dan   Inseminasi  Buatan pada Sapi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Komentar

Postingan Populer